Tren reksadana terproteksi masih positif, ini sebabnya

Jul 16 2019 07:41PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguatnya imbal hasil di pasar obligasi dinilai mampu memberikan dampak positif bagi kinerja reksadana terproteksi di sisa 2019. Meskipun diakui, pasar modal Tanah Air juga masih berada pada rute untuk terus bergerak positif.
Direktur Batavia Prosperindo Yulius Manto menilai, prospek reksadana terproteksi di sisa 2019 masih positif. Ini karena, fitur dividen yang ditawarkan reksadana terproteksi masih bisa diterima nasabah secara reguler. Ditambah lagi, harga obligasi memiliki potensi upside. "Secara umum, suku bunga diperkirakan akan dipangkas di 2019 dan di 2020," kata Yulius kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).
Dia menjelaskan, sentimen positif dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan bakal berimplikasi positif terhadap obligasi maupun saham. Dengan begitu, tentunya obligasi menjadi lebih menarik, karena hubungan langsung antara yield dan suku bunga mampu mendorong harga obligasi untuk naik.
Berkaca dari kondisi tersebut, produk reksadana terproteksi masih menjadi produk menarik di pasar. "Dari produk-produk kami yang sedang ditawarkan, kami melihat minat Capital Protected Fund masih tinggi," jelasnya.
Secara umum, Batavia Prosperindo memandang kebutuhan masyarakat akan produk reksadana terproteksi masih tinggi. Dividen yang tetap membuat investor bisa menerima arus kas, terlepas dari kondisi pasar naik ataupun turun.
"Strategi kami selanjutnya, lebih banyak menawarkan produk-produk reksadana terproteksi di agen penjual perbankan," kata Yulius.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi