Mengintip strategi pengelolaan reksadana Panin Dana Prioritas

Dec 19 2018 07:26PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana campuran tergolong rentan tertekan sepanjang tahun ini, termasuk Panin Dana Prioritas. Namun, angin segar mulai muncul seiring membaiknya pasar keuangan dalam negeri.
Jika ditelusuri, Panin Dana Prioritas memperoleh pertumbuhan kinerja sebesar 4,82% secara bulanan (mom) sepanjang November silam. Angka ini lebih tinggi ketimbang kinerja rata-rata reksadana campuran di Infovesta Balanced Fund Index yang tumbuh 2,52% (mom). Hanya saja, bila dihitung sejak awal tahun, kinerja reksadana yang dikelola Panin Asset Management ini masih minus 8,39% (ytd).
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan, reksadana ini pada dasarnya memiliki kebijakan yang fokus terhadap investasi di instrumen obligasi. Maka dari itu, alokasi efek surat utang dalam portofolio reksadana tersebut bisa mencapai 79% sedangkan efek saham maksimal mencapai 30%.
Ia juga mengaku, volatilitas yang melanda pasar obligasi Indonesia cukup mempengaruhi kinerja Panin Dana Prioritas hampir sepanjang tahun ini. Namun, pihaknya telah mengambil langkah antisipasi agar penurunan imbal hasil yang didapat oleh reksadana tersebut tidak terlalu dalam. Salah satunya dengan memperpendek tenor obligasi-obligasi yang jadi aset dasar reksadana ini. "Obligasi tenor pendek relatif tidak mengalami koreksi harga yang signifikan," kata dia, Selasa (18/12).
Sebaliknya, begitu pasar obligasi mulai membaik seperti di November lalu, Panin Asset Management mulai memperbanyak obligasi dengan tenor yang lebih panjang, terutama obligasi pemerintah. Hal tersebut dilakukan demi memperoleh keuntungan kupon yang lebih optimal.
Tak heran apabila kinerja Panin Dana Prioritas meningkat 4,82% pada bulan kemarin. "Kami juga berupaya memaksimalkan saham yang harganya dalam tren kenaikan sejalan dengan perbaikan pasar," tambah Rudiyanto.
Berdasarkan fund fact sheet bulan November, porsi efek berupa obligasi dalam portofolio Panin Dana Prioritas tercatat sebesar 77,10%, kemudian diikuti oleh efek berupa saham sebesar 13,70% dan efek berupa kas atau pasar uang sebesar 9,20%.
Sementara itu, efek obligasi terbesar dalam reksadana yang meluncur sejak 2012 tersebut di antaranya adalah FR0059 dan FR0075 dengan persentase masing-masing sebesar 19,35% dan 18,23%. Di sisi lain, reksadana ini juga memiliki efek saham dengan porsi besar seperti GGRM (4,57%) dan BMRI (3,63%).
Secara umum, Panin Asset Management mengombinasikan obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Namun, dari segi komposisi, obligasi pemerintah mendapat alokasi yang lebih besar. Hal tersebut mengingat instrumen ini tak hanya memberikan potensi return yang menarik, melainkan juga likuiditas yang mumpuni. "Keunggulan dari aspek likuiditas memberi rasa aman bagi produk ini yang dana kelolaannya baru sekitar Rp 24 miliar," ungkap dia.
Sementara untuk obligasi korporasi, Rudiyanto menyebut pihaknya memprioritaskan instrumen yang memperoleh peringkat utang minimal idA. Di samping itu, tentu saja Panin Asset Management juga mempertimbangkan besaran kupon dalam memilih aset obligasi korporasi.
Dalam jangka waktu dekat, Rudiyanto menargetkan tingkat imbal hasil Panin Asset Management bisa terus bergerak menjauhi area negatif. Ia juga yakin kinerja reksadana ini bisa tumbuh positif pada tahun depan seiring potensi berkurangnya agresivitas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kondisi tersebut memungkinkan reksadana yang memiliki aset berupa obligasi untuk mencetak kinerja yang lebih optimal akibat naiknya harga Surat Utang Negara (SUN).

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi