Tertekan tahun lalu, reksadana saham offshore bisa berbalik arah

Feb 04 2019 02:53PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menahan diri dalam pengetatan moneter menjadi angin segar bagi pasar global, termasuk reksadana offshore yang memiliki aset dasar di luar negeri. Pada rapat pekan lalu, Federal Reserve menahan suku bunga acuan di angka 2,25%-2,5%.
Keputusan The Fed ini juga akan menguntungkan para pemegang obligasi, dan prospek reksadana syariah offshore optimistis bisa lebih baik daripada tahun lalu, kata Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).
Kenaikan suku bunga The Fed yang sudah sangat terbatas tahun ini, yakni maksimal hanya dua kali, dinilai Wawan akan menahan penguatan dollar AS. Maka dari itu, ada kesempatan pasar saham akan mengalami recovery (perbaikan) dan fokus pada pertumbuhan ekonomi, tambahnya.
Wawan melihat, saham-saham teknologi akan menjadi salah satu incaran yang menarik. Sebab saham-saham ini menawarkan diversifikasi dari bursa Indonesia yang masih fokus pada keuangan dan konsumsi.
Mauldy Rauf Makmur, Director Chief Marketing Officer CIMB Principal Asset Management yakin, produk reksadana offshore miliknya, yaitu CIMB Principal Islamic Asia Pacific Equity Syariah (USD), dapat unjuk gigi tahun ini. Reksadana ini memiliki dana kelolaan US$ 18,17 juta. Setelah melihat pasar Asia bangkit di awal tahun, dengan proyeksi pertumbuhan laba bisa mencapai 7%-8% tahun ini, kata dia, Jumat (1/2).
Mauldy mengaku, kinerja reksadana offshore CIMB Principal secara year on year (yoy) memang masih negatif akibat terkoreksinya index MSCI Asia Pasific. Namun secara year to date (ytd), pertumbuhan reksadana offshore sudah positif di angka 8,4%, tambahnya.
Mauldy mengatakan, performa pasar modal membaik karena kebijakan dovish dari The Fed. Kebijakan moneter China yang longgar turut membantu perbaikan prospek saham Asia.
Dengan optimisme tersebut, Mauldy menargetkan pertumbuhan reksadana offshore CIMB Principal bisa berkembang selaras dengan proyeksi pertumbuhan industri, sebesar 5%-10%. Kami yakin saham-saham di sektor teknologi, real estate, dan consumer, akan menjadi pendorong pertumbuhan reksadana ini di tahun 2019, tandasnya.
Kepala Marketing Communication PT Eastspring Investments Indonesia, Diah Ayu Kusumo menilai, bursa global masih cenderung volatile tahun ini. Masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, stimulus China, serta implementasi Brexit dinilai menjadi sentimen negatif yang perlu diwaspadai.
Menurut kami, salah satu penopang fundamental indeks adalah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih akan tumbuh positif sebesar 3,5% di tahun 2019. Hal ini juga akan mendorong laba perusahaan global yang akan terkerek sebesar 9,4%, jelas Diah Ayu kepada Kontan.co.id, Jumat (1/2).
Eastspring akan menerapkan strategi value investing untuk mengelola dua reksadana offshore, Global Low Volatility dan Global Emerging Market. Kami akan memilih saham dengan valuasi menarik dan potensi tinggi dalam jangka panjang, jelas Diah Ayu.
Untuk Global Low Volatility, perusahaan tersebut akan melancarkan strategi dengan mengambil saham-saham yang memiliki volatilitas rendah, sehingga lebih tahan terhadap gejolak pasar. Kami berharap pertumbuhan dana kelolaan kami tumbuh melebihi kinerja indeks, seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi global di angka 3,5% dan laba perusahaan sebesar 9,4%, tandas Diah Ayu.
Fund Manager & Directors PT Schroders Investment Management Indonesia Irwanti mengatakan, akan memperhatikan perkembangan negosiasi perang dagang AS-China. Irwanti mengaku tidak menyediakan target return reksadana offshore Reksadana Schroder Global Sharia Equity Fund (USD) yang akan dicapai di tahun 2019 ini. Yang terpenting adalah, kami berusaha memberikan kinerja terbaik untuk melampaui tolok ukur reksadana offshore dari Dow Jones Islamic Market World Index, tandasnya.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi