Mayoritas reksadana memiliki daya kelolaan di bawah Rp 500 miliar, ini penyebabnya

Feb 21 2019 08:44PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas produk reksadana di Indonesia memiliki dana kelolaan di bawah Rp 500 miliar. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengamati, rata-rata reksadana yang memiliki asset under management (AUM) atau dana kelolaan besar, lebih aman dari sisi likuiditas dan kinerja yang lebih konsisten.
Berdasarkan data Infovesta Utama, total dana kelolaan industri reksadana per 31 Januari 2019 mencapai Rp 524,27 triliun. Dari total 1.641 produk reksadana yang tersebar, terdapat 46,80% produk reksadana yang memiliki dana kelolaan sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 500 miliar.
Sementara, sebesar 40,16% dari total produk reksadana memiliki dana kelolaan di bawah Rp 100 miliar. Selain itu, produk reksadana yang memiliki dana kelolaan sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun mencapai 7,31% dari total produk reksadana.
Sementara, reksadana yang memiliki dana kelolaan di atas Rp 1 triliun tercatat hanya sebesar 5,73% dari total produk reksadana.
Wawan mengatakan faktor yang mempengaruhi AUM setiap reksadana berbeda. Pertama, kemampuan manajer investasi (MI) untuk menjual reksadana tersebut. "Ada MI yang bisa menjangkau banyak nasabah dan dananya besar, ada juga yang tidak," kata Wawan, Kamis (22/2).
Kedua, strategi pengelolaan reksadana juga berpengaruh pada jumlah dana kelolaan. Wawan mengatakan ada reksadana yang memang menerapkan strategi tidak ingin terlalu banyak memiliki AUM agar bisa masuk ke saham small cap dan middle cap.
Sebaliknya, jika dana kelolaan reksadana jumbo maka cenderung tidak lincah untuk masuk ke saham yang kapitalisasinya kecil. Hal tersebut dialami oleh reksadana yang memiliki dana kelolaan Rp 1 triliun ke atas yang cenderung mengisi aset dengan saham bluechip.
Mengenai kinerja, Wawan mengamati dalam beberapa tahun terakhir secara rata-rata reksadana yang memiliki AUM besar berkolerasi pada kinerja yang lebih tinggi dan konsisten.
"Jadi yang di atas Rp 500 milair dan Rp 1 triliun kinerja lebih baik dan bisanya yang di bawah Rp 100 miliar kinerja reksadana cenderung tidak konsisten dan di bawah rata-rata," kata Wawan.
Semakin besar dana kelolaan juga menjamin risiko likuiditas yang kecil. Wawan mengatakan, semakin besar AUM produk reksadana maka MI akan semakin terbatas memilih aset karena harus menjaga likuiditas dan likuiditas didapat dari membeli aset yang likuid dengan kapitalisasi pasar yang besar. Korelasi banyaknya AUM dengan kinerja reksadana juga terjadi pada semua jenis reksadana.
Wawan pun menyarankan jumlah dana kelolaan dalam produk reksadana juga bisa dijadikan pertimbangan sebelum membeli reksadana. "Asumsinya semakin besar AUM semakin aman likuiditasnya, jangan sampai ketika investor ingin redeem dalam julah besar, MI harus terpaksa menjual aset disaat harga aset yang kurang optimal," kata Wawan.
Wawan mengamati beberapa tahun terakhir dominasi AUM produk reksadana sudah berkurang karena kehadiran supermarket reksadana online. "Penyebaran jumlah dana kelolaan saat ini sudah lebih baik, karena hadirnya transaksi reksadana secara online, dulu hanya reksadana dari MI asing saja yang memiliki AUM besar, kini sudah lebih tersebar, AUM MI lokal naik karena transaksi reksadana online," kata Wawan.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi