Sejumlah manajer investasi melirik peluang penerbitan dinfra

Dec 06 2019 04:05AM

Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Wahyu Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah manajer investasi melirik peluang penerbitan dana investasi infrastruktur (dinfra). Terakhir, Mandiri Manajemen Investasi menerbitkan dinfra PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Emiten tol ini menargetkan bisa menghimpun dana Rp 500 miliar lewat penerbitan dinfra.
Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan, penerbitan produk dinfra kali ini merupakan lanjutan dari KIK dinfra yang telah ditawarkan pada April lalu. Adapun saat itu, KIK Dinfra bertajuk MJPT-001 ini memperoleh dana sebesar Rp 1 triliun.
Tak hanya Mandiri Manajemen Investasi, dua manajer investasi lain pun mengantre untuk menerbitkan instrumen investasi dinfra. Ciptadana Asset Manajemen dan Ayers Aset Manajemen sudah memasukkan dinfra dalam pipeline tahun 2020.
Baca Juga: Rilis Lagi KIK Dinfra, Jasa Marga (JSMR) Targetkan Dana Rp 500 Miliar
Sebelumnya, Bowsprit Asset Manajemen pernah menerbitkan dinfra senilai Rp 1,36 triliun yang terbagi dalam tiga proyek yakni Dinfra Pengembangan Kota Mandiri dengan nilai pendanaan Rp 750 miliar, Dinfra Bowsprit Aoyama Commercial Fund dengan nilai pendanaan Rp 330 miliar dan Dinfra Bowsprit Infrastruktur Terpadu 1 dengan nilai pendanaan Rp 280 miliar.
Pada tahun 2018 lalu, Ayers Asset Manajemen sempat hendak merilis dinfra namun batal. Idrus, Direktur Ayers Asia Asset Management menjelaskan batalnya penerbitan dinfra 2018 lalu terkendala oleh kesulitan pendefinisian aset kelas. Sempat beralih ke RDPT, upaya ini pun gagal terkendala oleh tidak adanya wali amanat yang ingin menjamin RDPT tersebut.
Kendati pernah gagal menerbitkan dinfra, Idrus mensebut tahun depan sudah ada dinfra yang masuk pipeline Ayres Asset Manajemen. Rencananya dinfra ini akan dirilis pada kuartal pertama tahun 2020 dengan imbal hasil yang ditargetkan berkisar 8%-10%.
Baca Juga: Gandeng Mandiri Manajemen Investasi, Jasa Marga (JSMR) lanjutkan penerbitan Dinfra
Idrus menilai, dinfra masih memiliki prospek yang apik. Idrus menyebut, masih perlu banyak pembangunan sektor infrastruktur. Sementara di sektor properti perbankan sudah lebih terbuka dengan penurunan suku bunga acuan. "Seharusnya menarik, kita negara berkembang otomatis butuh infrastruktur karena kita masih ketinggalan dari sisi infrastruktur seperti contoh MRT saja baru belakangan ini," tutur Idrus.
Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga menilai dinfra dapat menjadi salah satu pilihan investasi. Tapi perlu disadari bahwa tingkat risiko yang tinggi menjadikan investor untuk instrumen ini cenderung terbatas.
Risiko ini adalah cashflow karena dinfra memiliki sistem proyek. Ketika proyek tersebut memiliki masalah aliran kas, otomatis dinfra akan bermasalah.
Wawan menuturkan, dinfra yang sudah dipasarkan saat ini mirip dengan surat utang karena menghasilkan arus kas tetap. Selain itu dinfra yang telah beredar saat ini juga memiliki tanggal jatuh tempo yang merupakan skema penarikan uang untuk meminimalisir risiko investasi.
"Sepanjang ada projek-proyek infrastruktur yang membutuhkan pendanaan dan imbal hasilnya itu cenderung menarik minimal setara dengan obligasi atau lebih tinggi dari deposito, saya rasa peminatnya akan tetap ada," tutur Wawan.
Baca Juga: BEI Dekati Lima BUMN Agar Menggelar IPO Tahun Depan
Wawan menilai, manajer investasi yang hendak menerbitkan dinfra masih terkendala oleh risiko kredit. Oleh sebab itu, manajer investasi harus cermat memilih proyek. Wawan menyebut akan lebih baik jika proyek yang jadi sasaran dinfra diperingkat. Di sisi lain, faktor meyakinkan investor untuk masuk dinfra juga jadi tantangan tersendiri. Mengingat risiko yang cenderung tinggi dan kurang likuid, manajer investasi punya tugas dan pekerjaan rumah untuk dapat meyakinkan investor.
Wawan menambahkan, adanya pengurangan pajak dinfra menjadi 5% bisa menjadi penarik minat investasi. Wawan yakin, selama dinfra menawarkan imbal hasil yang menarik, masih akan ada investor yang akan melirik dinfra sebagai instrumen investasi.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi