Penjualan reksadana di platform online mendongkrak jumlah investor

Sep 21 2018 01:53PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan instrumen investasi reksadana secara online menjadi salah satu faktor pendorong tumbuhnya jumlah investor. Dihitung sejak Januari 2018, jumlah investor reksadana telah tumbuh sekitar 30%. Ke depan, masih dibutuhkan peningkatan fitur dan layanan demi menjaring lebih banyak lagi investor reksadana melalui platform online tersebut.
Deputi Direktur Perizinan Pengelolaan Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), I Made Bagus Tirthayatra, menyatakan, per Juli 2018 jumlah investor reksadana di Indonesia telah menyentuh 822.000 orang. Jumlah ini tumbuh dari posisinya di awal tahun sebanyak 632.000 investor. "Peningkatan jumlah investor ini terjadi juga karena adanya penjualan produk reksadana secar online yang makin berkembang," ujar I Made pada acara Bareksa Kontan 2018 Fund Awards, Rabu (19/9) malam.
I Made menambahkan, perkembangan industri reksadana online juga terus didukung oleh izin dan peraturan yang dirangkai OJK sedemikian rupa. Antara lain, OJK mengakomodasi penjualan reksadana tidak hanya melalui manajer investasi dan agen penjual efek reksa dana (APERD), tetapi juga dengan gerai-gerai khusus yang bekerja sama dengan APERD. Selain itu, aturan OJK mengenai tata cara investasi secara elektronik, serta izin penjualan reksadana secara elektronik.
Sementara, berdasarkan data OJK, total dana kelolaan industri reksadana di Indonesia mencapai Rp 493,65 triliun hingga Agustus 2018. Jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu yang sebesar Rp 406,55 triliun, dana kelolaan industri reksa dana melonjak 21,4%.
Head of Financial & Payment Services Bukalapak, Destya Danang Pradityo, mengamini perkembangan penjualan reksadana tersebut. Sebagai salah satu e-commerce yang kini menjadi salah satu penjual instrumen reksadana, Bukalapak mengaku telah mencapai jumlah investor yang cukup menggembirakan yakni sekitar 100.000 orang dalam kurun kurang dari setahun sejak peluncuran perdana fitur BukaReksa.
"Ini tidak lepas dari kemudahan-kemudahan yang tercapai yatu proses jual beli reksadana yang sangat seamless dan mudah, namun tetap aman," kata Destya, Rabu (19/9).
Ke depan, Destya mengatakan, Bukalapak tengah terus berupaya mempersingkat proses know your customer (KYC) yang sampai saat ini masih membutuhkan waktu sekitar tiga jam hingga pendaftar benar-benar terdaftar sebagai investor. "Kami ingin mengembangkan terus sampai KYC bisa dalam hitungan detik saja," kata Destya.
Pertumbuhan minat masyarakat terhadap industri reksadana juga dilihat oleh Head of Fintech Tokopedia, Samuel Sentana. Menurut dia, faktor harga yang terjangkau menjadi penarik utama minat masyarakat, selain faktor kemudahan dan kecepatan. "Harga yang murah itu sesuai dengan tujuan kami yaitu mewujudkan inklusivitas keuangan bagi masyarakat," ujar Samuel, Rabu (19/9).
Ia juga menilai, pertumbuhan investor reksadana di Tokopedia terus berkembang. Menurut Samuel, pertumbuhan jumlah aktivasi user pada platform tersebut sepanjang Agustus lalu setara dengan pertumbuhan rata-rata jumlah aktivasi user pada tiga bulan pertama.
Selain itu, Samuel juga sepakat, Tokopedia dan e-commerce lainnya yang terlibat dalam industri reksadana saat ini siap menyambut aturan-aturan OJK yang sifatnya mendukung dan mempermudah transaksi, terutama dari segi teknologinya. Sementara Destya berharap, pemerintah dapat lebih mendorong lagi kemudahan dalam sistem pembayaran pada transaksi reksadana online. "Sistem pembayaran harus bisa benar-benar seamless dan frictionless. Kalau sistem pembayaran oke, pertumbuhan industri juga akan mengikuti," tandas Destya.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi