Reksadana beraset obligasi mencetak kinerja unggul sejak awal tahun

Apr 22 2019 08:23PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Positifnya pasar obligasi domestik membuat reksadana pendapatan tetap dan campuran berkinerja unggul, berebut menempati posisi tertinggi. Dua pekan lalu, indeks reksadana pendapatan tetap berhasil menggantikan posisi kinerja reksadana campuran yang unggul sejak awal tahun.
Berdasarkan data Infovesta Utama, per Jumat (12/4) indeks reksadana pendapatan tetap tumbuh 3,03% dan menggantikan posisi kinerja reksadana campuran yang unggul sejak awal tahun tetapi kini kinerjanya 2,81% di bawah indeks reksadana pendapatan tetap.
Namun, di pekan lalu, indeks reksadana campuran berhasil merebut kembali posisi pertama dengan kinerja tumbuh 3,81% sejak awal tahun. Sedangkan, indeks reksadana pendapatan tetap kembali berada di posisi kedua dengan tumbuh 3,53%.
Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan kinerja indeks reksadana yang memegang aset obligasi unggul karena mendapat sentimen positif dari tren suku bunga yang menurun.
"Sehubungan ekonomi AS yang melambat dan tidak solid lagi, Federal Reserve cenderung hanya akan mempertahankan suku bunga bahkan bisa menurunkan dan ini menjadi sentimen positif bagi pasar surat utang dan reksadana pendapatan tetap," kata Edbert, Selasa (16/4).
Senada, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, belakangan ini, indeks reksadana yang memegang aset obligasi berkinerja unggul karena mendapat sentimen positif dari Fed Fund Rate yang sudah mendekati tingkat tertinggi dan ada potensi akan turun. Dengan FFR turun maka harapannya suku bunga Bank Indonesia juga akan turun dan hal ini berdampak positif bagi reksadana pendapatan tetap.
Selain itu, surplus neraca dagang juga membuka potensi BI untuk bisa menurunkan suku bunga.
Edbert mengatakan valuasi surat utang saat ini murah sehingga investor asing masuk dalam jumlah besar. Tentunya, hal ini mempengaruhi harga SBN dan mendongkrak kinerja reksadana pendapatan tetap.
Jika tren penurunan suku bunga berlanjut, maka prospek reksadana pendapatan tetap ke depan akan positif. Namun, Edbert mengatakan kondisi pasar SBN tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, tapi juga nilai tukar rupiah. "Selama nilai tukar stabil dan ekonomi dalam negeri membaik, maka potensi penguatan reksadana pendapatan tetap bisa berlanjut," kata Edbert.
Sementara Eric mengatakan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa terus positif dengan dukungan dana asing yang terus masuk hingga akhir tahun. Meski IMF merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global, Eric melihat hal ini mungkin tidak akan terjadi di Indonesia. "Emerging market hanya diproyeksikan turun 0,1%, Indonesia rasanya malah tumbuh positif," kata Eric.
Hanya saja, tetap Edbert memproyeksikan hingga akhir tahun kinerja indeks reksadana saham yang menjadi jawara. Edbert mengatakan, penurunan suku bunga memang akan lebih cepat berdampak positif pada pasar surat utang. Tetapi jangan lupa, penurunan suku bunga juga membawa dampak positif pada pasar saham secara tidak langsung.
Edbert memproyeksikan indeks reksadana saham bisa tumbuh 10% hingga akhir tahun, sementara reksadana pendapatan tetap berpotensi tumbuh 5%-8%.
Sementara, Eric memproyeksikan pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh 9%-11%. Saat ini Eric melihat obligasi pemerintah dengan tenor di atas 7 tahun menarik dan bisa membawa kinerja reksadana tumbuh tinggi. Jika suku bunga Bank Indonesia turun, maka SUN dengan tenor tiga hingga lima tahun juga akan menguat.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi