Reksadana campuran akan diuntungkan oleh kondisi positif di pasar saham dan obligasi

Apr 24 2019 01:39PM

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pasar saham dan obligasi Indonesia diprediksi bullish dalam beberapa waktu ke depan seusai pemilu berlangsung. Reksadana campuran yang notabene menggabungkan kedua instrumen tersebut tentu akan diuntungkan dari sisi kinerja.
Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai, efek pemilu sebenarnya lebih terasa di pasar saham. Selain memberi pengaruh dari sisi euforia, hasil pemilu sementara yang memenangkan kandidat dari petahana membuat sebagian para pelaku pasar lebih rileks.
Sebab, para pelaku pasar sudah paham arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan sekarang, sehingga tinggal realisasinya saja yang patut dinanti.
Kondisi berbeda dialami oleh pasar obligasi. Menurut Edbert, pasar obligasi domestik sudah rally lebih dulu sejak The Federal Reserve bersikap lebih dovish terhadap kebijakan suku bunga acuan di AS.
Sentimen tersebut mendorong masuknya dana investor asing ke pasar obligasi Indonesia yang akhirnya mendorong kenaikan harga obligasi.
Dengan kondisi pasar saham dan obligasi yang sama-sama positif, reksadana campuran agresif ataupun konservatif sama-sama memiliki potensi yang menarik bagi para investor.
Asal tahu saja, reksadana campuran tipe agresif identik dengan porsi saham yang lebih dominan ketimbang obligasi di dalam portofolionya.
Potensi return reksadana campuran seperti ini tentu akan lebih tinggi ketika pasar saham sedang rally, tapi risikonya juga besar kalau pasar berbalik arah, ungkap Edbert, Senin (22/4) lalu.
Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim mengatakan, potensi masifnya pertumbuhan pasar saham membuat reksadana campuran agresif berpeluang meraih kinerja yang lebih tinggi daripada reksadana saham biasa.
Bukan mustahil kinerja reksadana campuran bisa mencapai 10% di tahun ini, ujarnya, Senin lalu.
Di sisi lain, porsi obligasi dalam portofolio reksadana campuran tipe konservatif pada umumnya lebih besar ketimbang saham. Akan tetapi, berbekal tren kenaikan harga obligasi di pasar sekunder, reksadana campuran ini masih tetap menjanjikan bagi investor.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan kinerja reksadana campuran konservatif akan lebih tinggi ketimbang reksadana pendapatan tetap. Ini mengingat reksadana tersebut masih memiliki porsi saham yang potensi keuntungannya dapat dimaksimalkan oleh manajer investasi.
Namun, Markam menyebut reksadana campuran konservatif juga memiliki kekurangan. Likuiditas pasar obligasi tidak sebaik pasar saham, terutama untuk obligasi korporasi, tuturnya.
Maka dari itu, pihaknya berusaha lebih cermat dalam memilih obligasi korporasi sebagai aset dasar reksadana campuran.
Selain faktor tawaran kupon, manajer investasi juga sangat mempertimbangkan peringkat utang dan risiko gagal bayar instrumen tersebut. Hal ini untuk meminimalisir potensi likuiditas yang terhambat.

Kembali

PT. Sinarmas Asset Management meraih delapan penghargaan sebagai Reksa Dana Terbaik 2017 dari Majalah Investor. Produk yang mendapatkan penghargaan adalah Reksa Dana Danamas Dollar, Danamas Stabil, Simas Income Fund dan Danamas Fleksi